ibu bagiku adalah sosok seorang wanita terhebat yang pernah ku temui di dunia.
karena, berkat kesabarannya, beliau mampu membimbing dan mengasuhku sampai aku sampai saat ini.
beliau juga mengajarkanku bagaimana cara menghadapi hidup ini.
kasih sayangmu yg tulus sepanjang hidupmu.
ibu, engkau adalah wanita yg tegar.
yang mampu menjalani hidup seberat apapun itu
tidak pernah ku melihatmu mengeluh di depanku
kau curahkan cinta serta kasih sayangmu kepadaku, tanpa henti
jasamu itu takkan pernah dapat terbayarkan oleh apapun
untaian nasihat serta doa selalu mengiringi setiap langkahku
tiada pamrih yg kau harapkan
hanya cinta tulus ikhlas yg selalu kau berikan kepadaku
tak pernah sedikitpun kau tunjukkan amarahmu di depanku
seringkali aku bertingkah nakal di hadapanmu, tapi tak pernah kau kehilangan kesabaranmu utuk mengajariku apa yg benar
kehadiranmu bagaikan cahaya pelita yg selalu menerangi gelap hidupku
tanpamu dunia ini akan terasa begitu hampa
takkan lagi ada kehangatan kasihmu dalam dinginnya hidup ini
takkan lagi ada senyuman manis ditengah pahit getirnya hidup ini
takkan ada lagi candamu ditengah kelamnya hidup ini
takkan ada lagi lembutnya kasih sayangmu ditengah kerasnya hidup
ibu, kau akan selalu ada di dalam hatiku, kini, eson dan selamanya
Rabu, 12 Juni 2013
Kamis, 06 Juni 2013
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
BAB 6 –
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah
perubahan harga (changing prices),
harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah
perubahan harga itu.
a) Perubahan
harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
b) Perubahan
harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang
mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan
lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai
lebih tinggi. Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi:
a) Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b) Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c) Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan:
·
Kenaikan dalam proporsi pajak.
·
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
·
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para
pekerja.
·
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan.
Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit
yaitu :
1. Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi
suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai
faktor-faktor ini.
2. Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang
akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja
usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh
perubahan harga.
3. Laporan dari
para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih
mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang
membahas masalah-masalah tersebut
Jenis
Penyesuaian Inflasi
- Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
- Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Amerika
Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting
Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”,
pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan
dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih
dari $1 miliar, untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli
konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih
bersifat melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar
untuk leporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS
No.33 menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang
diwajibkan oleh FSAB membingungkan, (2) biaya untuk penyusunan pengungkapan
ganda ini terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli konstan biaya historis
tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan
panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan
atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi
dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan
informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan
bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari
operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan
atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4. Kenaikan atau
penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas
bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau
penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari
inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6. Aktva bersih
pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per
saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per
saham biasa.
9. Harga pasar
akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price
Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya
Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda
dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS mengharuskan
akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya
kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat
pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan
pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
2. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
Brazil
Inflasi seringkali merupakan bagian
lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif
akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok
pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brazil.
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva
permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan
depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap
provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari
modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan
metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya
harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan
menggunakan mata uang fungsionalnya.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
IASB telah
menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang
local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami
hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian
hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang
informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,
apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,
harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
Aturan ini
juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau
kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter
bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan:
1.
Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya
beli unit pengukuran telah dilakukan.
2.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam
laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3.
Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4.
Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode
tersebut.
Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi
yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar negeri.
4.
Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan
dan Kerugian Inflasi
Keuntungan
atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh
aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang
dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan
di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi.
Keuntungan
dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi
total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan
kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum
direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai
pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian
aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk
mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak.
Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang
dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari
laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan
kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk
mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya
kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai)
kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan
lengsung dalam laba.
Akuntansi
Untuk Inflasi di Luar Negeri
Di
Amerika serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan
perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan
daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang
mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan
perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan
dalam dua tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai
aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk
perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya
kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan
atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan
menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
Menghindari
Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun
luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk
menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena
inflasi local langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam
translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya,
bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan
(paling tidak dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang
terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada
sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Langganan:
Postingan (Atom)